Profil
Terlepas dari kesulitan yang mereka hadapi di babak kualifikasi untuk lolos ke putaran final, Argentina datang ke Afrika Selatan dengan koleksi pemain yang sangat wah. Belum lagi ditambah dengan sosok pelatih yang merupakan legenda hidup sepakbola itu sendiri, Diego Maradona. Maradona untuk urusan melatih memang punya kekurangan. Pengalamannya sangat minim. Hubungannya dengan wartawan juga sangat buruk. Namun di balik itu semua, ia begitu dihormati tak hanya oleh pemainnya tapi juga oleh pemain lawan.
Komposisi pemain yang dimiliki Maradona punya segala syarat untuk bisa berbicara banyak di tanah Afrika. Selain pemain terbaik dunia, Leo Messi, Tim Tango juga punya Kun Aguero, Maxi Rodriguez, Javier Zanetti dan jimat keberuntungan Maradona, Martin Palermo. Namun bertaburnya bintang di tubuh Argentina ternyata juga menyimpan masalah.
Maradona belum punya ramuan yang pas untuk mensinergikan mereka. Bagi tim sekelas Argentina, target di tiap Piala Dunia selalu sama. Menjadi juara seperti yang telah mereka lakukan saat menjadi juara pada 1978 dan 1986. Maradona telah mampu menjadi juara sebagai pemain. Namun dalam kapasitas sebagai pelatih, sama sekali belum ada jaminan.
Road to Africa
Yang menjadi alasan mengapa ada keraguan apakah Argentina bisa meraih hasil maksimal di Afrika nanti adalah perjalanan mereka di babak kualifikasi. Tim Tango harus menunggu hingga partai terakhir sebelum akhirnya memastikan lolos. Argentina hanya ada di urutan keempat di klasemen akhir zona Amerika Latin. Kalah mentereng dari Brasil, Chile dan Paraguay. La Albiceleste cuma punya 28 poin. Jumlah terendah yang pernah diraih Argentina sejak sistem sepuluh negara Amerika Latin diterapkan. Sebuah lampu kuning buat sang Diego.
Fakta Singkat
Julukan: La Albiceleste
Pelatih: Diego Maradona
Partisipasi: 14 kali
Prestasi terbaik: Juara 1978, 1986
Tidak ada komentar:
Posting Komentar