Menjadi saudara kandung pemain hebat punya dua konsekuensi. Di satu
sisi, lawan mungkin akan segan. Di sisi yang lain, dia juga terbebani
oleh ekspektasi besar di pundaknya.
Itulah yang tengah dirasakan
oleh Marko Djokovic. Saat pemuda 20 tahun itu tengah merajut karier di
dunia tenis profesional, publik pasti akan langsung membandingkannya
dengan sang kakak yang nomor satu dunia dan sedang hebat-hebatnya,
Novak.
Marko sebenarnya sudah mengawali kariernya di dunia tenis
profesional sejak tahun 2007. Namun, hingga sekarang, dia belum juga
tampil konsisten dan lebih banyak menelan kekalahan.
Perjalanan
karier Marko juga tak semulus sang kakak. Kalau di usia 20 tahun Novak
sudah bisa nangkring di rangking tiga dunia dan memenangi titel Grand
Slam, Marko masih berkutat di rangking 869 dunia.
Di Dubai Tennis Championships 2012, Marko dan Novak berkesempatan main di turnamen yang sama. Marko lolos sebagai petenis wild card, sementara Novak adalah juara bertahan di turnamen ini.
Keberadaan
sang kakak di turnamen ini membuat Marko kembali dibebani ekspektasi
besar. Dan sayangnya, dia tak mampu memikulnya karena dikalahkan Andrey
Golubev 3-6, 2-6 di babak pertama, Senin (27/2/2012).
Marko mengatakan, jadi adik kandung Novak menghasilkan efek positif dan negatif untuknya saat bertanding di lapangan.
"Jadi,
inilah perbedaan besar saat mereka menghadapi saya dan kemudian saya
melihat mereka menghadapi orang lain," ungkap Marko di Reuters.
"Mungkin,
kadang-kadang saya punya keuntungan karena mungkin mereka takut. Anda
tahu, adik Novak. Saya harus mengalahkan dia. Seperti Golubev hari ini,
dia memulai dengan biasa-biasa saja di awal," tambah anak laki-laki
kedua dari tiga bersaudara ini.
Lebih lanjut lagi, Marko mengakui
bahwa Novak telah banyak membantunya untuk berkembang. Meski demikian,
dia berharap tak terus-terusan dibandingkan dengan saudaranya itu.
"Punya
saudara seperti dia adalah sebuah keistimewaan. Dia banyak membantu
saya. Dia tahu banyak soal tenis dan dia terus mendorong saya agar
berusaha lebih dan lebih, berkembang, tak membuat kesalahan yang dia
buat di tahap itu dalam hidupnya. Tapi, kami tak bisa dibandingkan,"
ujarnya.
"Ada banyak hal positif dan negatif menjadi adiknya.
Banyak yang positif. Secara finansial saya punya semua yang saya
perlukan dan saya bisa mendapatkan semua pelatih dan latihan."
"Tapi,
hal negatifnya, ada banyak tekanan. Semua orang berharap, di mana hal
itu sangat sulit untuk dicapai. Tapi, saya sedang mencoba. Saya
melakukan yang terbaik yang saya bisa."
Sebagai kakak, Novak
menyadari bahwa Marko punya beban berat karena akan terus
dibanding-bandingkan dengan dirinya. Meski begitu, dia yakin adiknya itu
akan bisa mengatasi tekanan.
"Dia harus menghadapi tekanan ini
karena punya nama belakang Djokovic. Di mana pun dia bermain di dunia
ini, saya pikir dia harus menghadapi tekanan yang tidak begitu perlu
baginya di usia ini," ujar Novak.
"Ini bebannya, dan dia sangat berkomitmen. Dia ingin sukses di tenis. Tapi, setiap orang tentunya punya jalan yang berbeda."
"Kami
punya adik laki-laki yang berusia 16 tahun yang akan segera masuk (ke
dunia tenis). Jadi, semoga mereka bisa jadi pemain-pemain kelas dunia,"
harap pengoleksi lima gelar Grand Slam ini.
Novak sendiri
melewati babak pertama Dubai Tennis Championships dengan baik. Dia lolos
ke babak kedua setelah mengalahkan Cedrik-Marcel Stebe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar