Senin, Maret 19, 2012

Beratnya Menyandang Nama Djokovic

Menjadi saudara kandung pemain hebat punya dua konsekuensi. Di satu sisi, lawan mungkin akan segan. Di sisi yang lain, dia juga terbebani oleh ekspektasi besar di pundaknya.

Itulah yang tengah dirasakan oleh Marko Djokovic. Saat pemuda 20 tahun itu tengah merajut karier di dunia tenis profesional, publik pasti akan langsung membandingkannya dengan sang kakak yang nomor satu dunia dan sedang hebat-hebatnya, Novak.

Marko sebenarnya sudah mengawali kariernya di dunia tenis profesional sejak tahun 2007. Namun, hingga sekarang, dia belum juga tampil konsisten dan lebih banyak menelan kekalahan.

Perjalanan karier Marko juga tak semulus sang kakak. Kalau di usia 20 tahun Novak sudah bisa nangkring di rangking tiga dunia dan memenangi titel Grand Slam, Marko masih berkutat di rangking 869 dunia.

Di Dubai Tennis Championships 2012, Marko dan Novak berkesempatan main di turnamen yang sama. Marko lolos sebagai petenis wild card, sementara Novak adalah juara bertahan di turnamen ini.

Keberadaan sang kakak di turnamen ini membuat Marko kembali dibebani ekspektasi besar. Dan sayangnya, dia tak mampu memikulnya karena dikalahkan Andrey Golubev 3-6, 2-6 di babak pertama, Senin (27/2/2012).

Marko mengatakan, jadi adik kandung Novak menghasilkan efek positif dan negatif untuknya saat bertanding di lapangan.

"Jadi, inilah perbedaan besar saat mereka menghadapi saya dan kemudian saya melihat mereka menghadapi orang lain," ungkap Marko di Reuters.

"Mungkin, kadang-kadang saya punya keuntungan karena mungkin mereka takut. Anda tahu, adik Novak. Saya harus mengalahkan dia. Seperti Golubev hari ini, dia memulai dengan biasa-biasa saja di awal," tambah anak laki-laki kedua dari tiga bersaudara ini.

Lebih lanjut lagi, Marko mengakui bahwa Novak telah banyak membantunya untuk berkembang. Meski demikian, dia berharap tak terus-terusan dibandingkan dengan saudaranya itu.

"Punya saudara seperti dia adalah sebuah keistimewaan. Dia banyak membantu saya. Dia tahu banyak soal tenis dan dia terus mendorong saya agar berusaha lebih dan lebih, berkembang, tak membuat kesalahan yang dia buat di tahap itu dalam hidupnya. Tapi, kami tak bisa dibandingkan," ujarnya.

"Ada banyak hal positif dan negatif menjadi adiknya. Banyak yang positif. Secara finansial saya punya semua yang saya perlukan dan saya bisa mendapatkan semua pelatih dan latihan."

"Tapi, hal negatifnya, ada banyak tekanan. Semua orang berharap, di mana hal itu sangat sulit untuk dicapai. Tapi, saya sedang mencoba. Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa."

Sebagai kakak, Novak menyadari bahwa Marko punya beban berat karena akan terus dibanding-bandingkan dengan dirinya. Meski begitu, dia yakin adiknya itu akan bisa mengatasi tekanan.

"Dia harus menghadapi tekanan ini karena punya nama belakang Djokovic. Di mana pun dia bermain di dunia ini, saya pikir dia harus menghadapi tekanan yang tidak begitu perlu baginya di usia ini," ujar Novak.

"Ini bebannya, dan dia sangat berkomitmen. Dia ingin sukses di tenis. Tapi, setiap orang tentunya punya jalan yang berbeda."

"Kami punya adik laki-laki yang berusia 16 tahun yang akan segera masuk (ke dunia tenis). Jadi, semoga mereka bisa jadi pemain-pemain kelas dunia," harap pengoleksi lima gelar Grand Slam ini.

Novak sendiri melewati babak pertama Dubai Tennis Championships dengan baik. Dia lolos ke babak kedua setelah mengalahkan Cedrik-Marcel Stebe.

Tidak ada komentar: